Sejarah

SEJARAH DESA RAJAGALUH LOR

 

Pasca Indonesia merdeka, Kota Rajagaluh menjadi ibukota kewedanan yang mencakup 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu : Kecamatan Rajagaluh Kecamatan Sukahaji Kecamatan Leuwimunding. Kecamatan Rajagaluh pusat pemerintahannya berada di Desa Rajagaluhlor, yang saat itu wilayahnya mencakup 25 (dua puluh lima) desa. Perkembangan penduduk yang terus meningkat, maka terjadi pemekaran Kecamatan yang berakibat pula dengan terjadinya pemekaran desa. Kecamatan baru hasil pemekaran yaitu : Kecamatan Sumberjaya, beberapa tahun kemudian disusul oleh Palasah sebagai kecamatan baru.

Dengan adanya 2 (dua) kecamatan baru hasil pemekaran, maka desa-desa yang termasuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Rajagaluh terdiri atas 21 (dua puluh satu) desa. Sekitar tahun 1995 Kecamatan Rajagaluh dimekarkan pula dengan dinyatakan Sindangwangi sebagai Kecamatan, maka desa-desa yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Rajagaluh terdiri atas 13 (tiga belas) desa , Tepatnya pada tanggal 14 Juni 1982 Desa Rajagaluhlor dimekarkan menjadi  2 (dua) desa, yaitu : Desa Rajagaluhlor dan Desa Rajagaluh. Pemekaran tersebut berdasarkan Kepada Gurat Gubernur tertanggal 10 Maret 1981 dan Surat Bupati Majalengka Nomor : 2177/OP451/I/III/1981.

Kepala Desa pada saat Pemekaran adalah Drs. Hamim Wahyudiarsa, namun beberapa tahun kemudian Drs. Hamim Wahyudiarsa berhenti dari jabatannya sebagai Kepala Desa Rajagaluhlor sekitar tahun 1984. Karena terjadi kekosongan Jabatan Kepala Desa, maka diangkat pejabat sementara yaitu Toni Somhari, S.Sos. sampai dengan tahun 1986, kemudian Kepala Desa Rajagaluhlor dijabat kembali oleh Solihin sampai dengan tahun 1989.

Kemudian dilantik Kepala desa Devinitif, yaitu Hj. Tati Hartati yang menjabat selama 2 (dua) periode dari mulai tahun 1989 sampai dengan tahun 2008.